Penyakit Disentri dan Muntaber
Pendahuluan
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron
(=usus), yaitu peradangan usus besar yang ditandai dengan sakit perut
dan buang air besar, tinja berlendir bercampur darah. Buang air besar
ini berulang-ulang yang menyebabkan penderita kehilangan banyak cairan
dan darah.
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis
adalah keadaan di mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang
air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih
sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari
tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga mengandung darah atau
lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama
pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya
tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
Penyebab Disentri dan Muntaber
umum disentri adalah infeksi parasit Entamoeba histolytica yang menyebabkan disentri amuba dan infeksi bakteri golongan Shigella yang menjadi penyebab disentri basiler. Penderita perlu segera mendapatkan perawatan medis, jika tidak dapat mengancam jiwa.
Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus, parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia coli ini dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih serta makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor, sangat potensial menimbulkan wabah muntaber.
Selain itu, penyakit muntaber juga dapat disebabkan oleh virus Vibrio parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio halofilik dan telah diidentifikasi ada 12 grup antigen “O” dan sekitar 60 tipe antigen “K” yang berbeda. Strain patogen pada umumnya (tetapi tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas (fenomena Kanagawa). Masa inkubasi Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 – 24 jam, tetapi dapat berkisar antara 4 – 30 jam.
Gejala Disentri dan Muntaber
- Buang air besar dengan tinja berdarah
- Diare encer dengan volume sedikit
- Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus)
- Nyeri saat buang air besar (tenesmus)
- Mual yang hebat
- Pusing dan nyeri ulu hati dan badan lemas
Banyak diantara penderita muntaber yang melakukan terapi-terapi dalam mengatasi penyakit yang dialaminya. Baik sendiri maupun dengan ditangani dokter. Beberapa metode dalam penatalaksanaan muntaber pada penderita ialah dengan terapi pencegahan dan terapi pengobatan. Terapi pencegahan dilakukan dengan perbaikan kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggalnya sebelum terjadinya penyakit muntaber tersebut. Sedangkan terapi pengobatan berupa terapi yang diberikan pada penderita muntaber yang sudah terjangkit penyakit muntaber agar penyakit tersebut dapat diatasi dan tidak terjadi sakit yang lebih parah.
Tujuan pengobatan adalah menghentikan segera gejala yang terjadi dan kemudian menghilangkan amuba dalam tubuh serta menyembuhkan luka akibat infeksi.
Pencegahan Disentri maupun muntaber
Pencegahan
disentri dapat dilakukan dengan senantiasa menjaga kebersihan diri dan
lingkungan. Langkah awal yang paling sederhana adalah membiasakan
mencuci tangan sebelum makan dan mengkonsumsi makanan yang bersih dan
sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar