ikuti saya

">

Rabu, 29 Agustus 2012

Chikungunya Mewabah


Kementerian Kesehatan Buka Posko Pengobatan KLB Chikungunya

Kementerian Kesehatan membuka posko pengobatan di lokasi Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya di Depok, Jawa Barat, yang beroperasi selama 24 jam tiap hari.

Petugas puskesmas menjaga posko bergiliran, untuk memberi pengobatan kepada warga yang datang berobat.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, mengemukakan itu melalui surat elektronik, Sabtu (7/1/2012), di Jakarta.

Berdasarkan data di lapangan, Chikunguya menyerang Kota Depok di tiga kelurahan, mulai dari Kelurahan Tanah Baru pada November 2011 hingga pekan pertama awal tahun ini.

Dari total jumlah penderita, sebanyak 56,5 persen di antaranya perempuan. Kejadian paling banyak pada kelompok umur di atas 31-40 tahun sebanyak 42 kasus, kelompok umur 10-20 tahun dan 21- 30 tahun masing-masing 37 kasus.

Adapun kondisi lingkungan rumah dan di dalam rumah sangat berpotensi terjadi penularan chikungunya, dengan angka bebas jentik hanya 50 persen.

Menurut Tjandra, penanggulangan yang sudah dilakukan antara lain membuka posko pengobatan di lokasi terdekat dengan lokasi KLB selama 24 jam. Pihaknya juga mengadakan penyuluhan kepada warga, agar mencegah gigitan nyamuk penular chikungunya dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Pemerintah juga mengadakan gerakan PSN massal pada Jumat (6/1/2012), dan akan mengadakan penyemprotan di tiga kelurahan lokasi KLB pada Minggu (8/1/2012). “Kami juga akan segera melakukan tes untuk menegakkan diagnosis chikungunya,” katanya.

Tjandra menambahkan, upaya pengendalian chikunguya pada dasarnya sama dengan pengendalian demam berdarah dengue yaitu obati penderita dengan diberi obat penurun panas dan obat nyeri sendi.

Lama masa inkubasi chikungunya adalah 7 hari sampai 10 hari. Gejala-gejala chikunguya antara lain demam mendadak, nyeri sendi bisa di kaki lutut pinggul pinggang, sendi-sendi di tangan atau jari, lengan dan bahu. Gejala lain, ada bintik-bintik kemerahan, hampir mirip demam berdarah dengue, sakit sendi selama seminggu.

Chikungunya. Nama penyakit ini terdengar lucu dan aneh bagi telinga orang Indonesia. Chikungunya berasal dari bahasa Swahili ( bangsa dan kebudayaan yang berada di pantai Afrika Timur) berdasarkan gejala yang terjadi pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.

Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973[1], kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983), Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001). Sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang di Malaysia pada tahun 1999, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus Chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.

Penyebab Chikungunya
Chikungunya disebabkan adanya infeksi virus chikungunya (CHIKV), yaitu jenis Alphavirus yang termasuk dalam keluarga Togaviridae, dan ditularkan atau disebarkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypty, nyamuk yang sama yang menularkan penyakit demam berdarah dengue.

Gejala penderita Chikungunya
Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulangtulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu

Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari. virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.
Chikungunya dapat menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.

Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. 

Tidak ada komentar: