ikuti saya

">

Rabu, 29 Agustus 2012

Flu Burung Terbanyak Di Dunia Terjadi Di Indonesia


Indonesia negara dengan kasus flu burung terbanyak di dunia

Kematian pasien flu burung di Bengkulu pekan lalu menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah korban H5N1 tertinggi di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Menurut WHO, dari 349 kematian akibat flu burung di seluruh dunia sejak 2003, 155 diantaranya terjadi di Indonesia.

Pejabat Kementrian Kesehatan Rita Kusriastuti Rabu (07/03) mengatakan bahwa pasien wanita berusia 24 tahun di Bengkulu tersebut merupakan korban kelima flu burung di Indonesia tahun ini.

Dua korban meninggal dunia sebelumnya adalah seorang bocah berusia 12 tahun di Badung, Bali dan seorang perempuan berusia 19 tahun di Banten.

Sejak 2003, ada 186 kasus penularan flu burung terhadap manusia di Indonesia dan hampir 80 persen berakhir dengan kematian.

Pemerintah sampai saat ini belum mencabut status Kondisi Luar Biasa atau KLB untuk flu burung.
Virus ini menyebar dari unggas ke manusia melalui kontak langsung, tetapi pada ahli mengkhawatirkan kemungkinan adanya mutasi virus sehingga dapat menular dari manusia ke manusia.

Berdasarkan laporan WHO yang dirilis di situs resmi organisasi tersebut hari ini, selain Indonesia kasus penularan flu burung ke manusia juga terjadi di Bangladesh.

Kementrian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga Bangladesh mengatakan ketiga pasien yang semuanya lelaki adalah pedagang di sebuah pasar burung di Dhaka City.
Semua korban selamat setelah mendapat perawatan di rumah sakit.

Sementara itu, Thailand melaporkan adanya 25 kasus flu burung antara 2003-2006 dan 17 orang diantaranya meninggal dunia.




JENIS-JENIS FLU BURUNG YANG ADA DIDUNIA

1. Flu Burung Atau Avian Influenza

Flu Burung — Gejala pada Manusia

Virus Flu Burung  yang pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas, menciptakan mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi. Manusia yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas, serta pemilik unggas peliharaan rumahan.
Masa inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang terkena flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut :
  1. Menderita ISPA
  2. Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius)
  3. Sakit tenggorokan yang tiba-tiba
  4. Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot
  5. Sakit kepala
  6. Lemas mendadak
  7. Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan kematian
Mengingat gejala Flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan flu burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek dan demam yang tidak kunjung turun, maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat. Penderita yang diduga mengidap virus Flu burung disebut penderita suspect flu burung dimana penderita pernah mengunjungi peternakan yang berada di daerah yang terjangkit flu burung, atau bekerja dalam laboratorium yang sedang meneliti kasus flu burung, atau berkontak dengan unggas dalam waktu beberapa hari terakhir.
Kasus probable adalah kasus dimana pasien suspek mendapatkan hasil tes laboratorium yang terbatas hanya mengarah pada hasil penelitian bahwa virus yang diderita adalah virus jenis A, atau pasien meninggal karena pneumonia gagal.
Sedangkan kasus kompermasi adalah kasus suspek atau probable dimana telah didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan bahwa virus flu yang diderita adalah positif jenis H5N1, PCR influenza H5 positif dan peningkatan antibody H5 membesar 4 kalinya. Namun, gejala yang dimunculkan oleh virus H5N1 ini berbeda-beda dimana ada kasus seorang anak laki-laki yang terinfeksi virus H5N1 yang mengalami diare parah dan diikuti dengan koma panjang tanpa mengalami gejala-gejala seperti influenza, oleh karena itu pemeriksaan secara medis penting dilakukan terutama bila mendapati timbulnya gejala penyakit yang tidak wajar


2. Flu Babi Atau Flu H1N1


Seluruh dunia sangat khawatir dengan penyebaran Flu Babi atau Flu H1N1 yang semakin meluas. Korban yang meninggal akibat penyakit flu babi atau flu h1n1 ini sudah tidak sedikit lagi. Bahkan organisasi kesehatan dunia atau WHO (World Health Organization) pada awal bulan Juni 2009 yang lalu sudah menyatakan status pademik untuk penyakit flu H1N1 ini.
Flu babi atau Flu H1N1 atau sempat disebut juga Flu Mexico adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari beberapa jenis virus flu babi. Virus flu babi (Swine Influenza Virus / SIV) merupakan strain keluarga virus influenza yang endemik pada babi. Pada tahun 2009 ini, strain SIV yang dikenal termasuk influenza C dan subtype influenza A yang dikenal sebagai influenza A H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, dan H2N3.
Virus Flu babi atau flu H1N1 biasanya menyebar dari batuk dan bersin-bersin atau menyentuh permukaan yang sudah terkontaminasi dan kemudian menyentuh hidung atau mulut. Gejalanya dapat berlangsung hingga satu minggu, mirip seperti flu musiman, termasuk demam, panas dingin, bersin-bersin, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, lesu, dan rasa sakit otot atau persendian.
Di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amarika Serikat (CDC) mencatat bahwa sebagian besar kasus kematian yang terjadi karena penderita juga memiliki masalah kondisi kesehatan seperti asma, diabetes, kegemukan, penyakit jantung, atau melemahnya sistem kekebalan tubuh. Sehingga dikatakan oleh Dr Anne Schuchat dari CDC bahwa “ ini adalah suatu virus yang mampu menyebabkan suatu spectrum penyakit yang meliputi komplikasi-komplikasi parah dan kematian.
Karena virus menyebar dengan mudah di antara manusia, melalui udara atau kontak permukaan, orang-orang yang menderita flu disarankan untuk tinggal di rumah dan tidak pergi ke sekolah atau bekerja dan menghindari keramaian untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.

3. Flu Singapura Mengintai Anak dan Balita

Demam, bercak merah di telapak tangan dan kaki serta bintil sariawan di mulut merupakan ciri khas penyakit flu singapura. Meski tidak berakibat fatal penyakit ini amat mudah menular, khususnya pada anak dan balita.
Istilah penyakit flu singapura, menurut dr.Alan R.Tumbelaka, Sp.A(K) sebenarnya kurang tepat. Dalam dunia kedokteran penyakit ini disebut dengan penyakit tangan, kaki dan mulut (hand, foot and mouth disease). ”
“Penyakit ini disebut Flu Singapura karena dianggap lebih banyak disebabkan kuman-kuman di Singapura yang intinya tidak tepat karena kuman ini banyak ditemukan dimana-mana dan dimulai di Toronto tahun 1957,” paparnya.
Penyakit kaki, tangan dan mulut ( KTM) ditularkan oleh kelompok virus seperti famili Picornaviridae, termasuk kelompok Enterovirus, Rhinovirus  dan sebagainya. Termasuk di dalamnya adalah kelompok enterovirus yang terdiri dari virus Coxsackie A, B, Echovirus dan Enterovirus sendiri. Penyebab terbanyak adalah kelompok virus Coxsakie A16, dan yang bersifat fatal adalah Enterovirus 71 yang bisa menyebabkan kematian.
Penderita penyakit KTM biasanya meningkat di masa pancaroba dan kebanyakan menyerang anak-anak, balita, bahkan bayi karena daya tahan tubuh mereka masih rendah. Bila menyerang orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala serius.
“Penularan terutama melalui jalur fekal-oral dan saluran pernafasan, yakni melalui butiran ludah, air liur dan lainnya. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju dan lainnya juga dapat  terjadi,” papar kepala divisi penyakit tropik departemen anak FKUI RSCM ini.
Masa inkubasi penyakit KTM berlangsung 2-3 hari dengan gejala sakit leher dan hilangnya nafsu makan. Karena disebabkan oleh virus, biasanya penyakit ini akan membaik sendiri selama 7-10 hari.
“Hanya saja penyakit ini menjadi berat bila tidak bisa menelan karena sakit di mulut dan harus di rawat di rumah sakit,” imbuhnya.
Gejala yang cukup berat sering terjadi antara lain hiperpireksi (demam tinggi), nadi cepat, malas makan, lemas, kejang-kejang, fotofobia ( tidak tahan dengan cahaya matahari), perut tegang dan terkadang gangguan kesadaran.
“Tidak ada obat yang spesifik, umumnya hanya diberikan vitamin dan secara lokal diberi obat sariawan,” katanya.
Anak yang menderita penyakit flu singapura ini dianjurkan untuk tidak keluar rumah karena sifatnya yang sangat menular. Orang dewasa yang merawat pasien disarankan untuk menjaga kebersihan tangan karena tangan yang sudah tertempel virus berpotensi menularkannya kepada orang lain

 

Tidak ada komentar: