Kanker Paru-paru --- Disebabkan terutama oleh asap rokok

Kanker Paru-paru --- Disebabkan terutama oleh asap rokok.
Kanker paru-paru.
Dari nama penyakitnya saja orang sudah merasa ngeri mendengarnya.
Kanker paru-paru merupakan salah satu penyakit yang memiliki tingkat
kematian yang tinggi pada penderitanya. Bahkan menurut World Health Organization (WHO), kanker paru-paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita.
Kanker paru-paru
adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru
yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama
asap rokok. Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di
dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.
Sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita disebabkan terutama karena merokok. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.
Paru-paru Anak Perempuan Lebih Mudah Rusak Akibat Asap Rokok

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of Cincinnati College
of Medicine menemukan efek kesehatan yang negatif dari paparan asap rokok pada
anak-anak lebih mempengaruhi anak perempuan daripada laki-laki,
terutama jika sejak awal memang memiliki sensitisasi alergi.
Ahli epidemiologi yang tergabung dalam UC’s Cincinnati Childhood Allergy
and Air Pollution Study (CCAAPS) menemukan anak-anak yang memiliki
sensitisasi alergi dini (usia 2 tahun) dan terkena asap rokok tingkat
tinggi akan berisiko lebih besar mengalami penurunan fungsi paru-paru
saat usia 7 tahun.
Selain itu fungsi paru-paru pada anak perempuan akan 6 kali lebih buruk
daripada anak laki-laki meski ia terkena tingkat paparan asap rokok yang sama dan memiliki sensitisasi alergen.
“Studi ini menunjukkan anak-anak yang peka pada usia 2 tahun lebih
mungkin menderita defisit paru terbesar selama masa kecilnya akibat
paparan asap rokok,” ujar Kelly Brunst, peneliti dari divisi epidemiologi dan biostatistik UC, seperti dikutip dari ScienceDaily, Rabu (28/3/2012).
Ini merupakan studi pertama yang melihat pengaruh jenis kelamin terhadap paparan asap rokok dengan menggunakan biomarker internal untuk perokok pasif yaitu cotinine (produk metabolisme nikotin) di rambut.
Studi yang telah diterbitkan secara online pada 21 Maret 2012 di jurnal scientific Pediatric Allergy and Immunology ini
melibatkan 476 anak yang sejak lahir memang memiliki risiko alergi
berdasarkan sejarah keluarganya dan melihat efek paparan lingkungan pada
kesehatan pernapasan.
Setelah itu peneliti mengumpulkan sampel rambut tiap anak pada usia 2
dan 4 tahun untuk mengukur konsentrasi cotinine. Saat usia 7 tahun
dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi paru dan asma. Hal ini karena
paparan asap rokok selama masa kanak-kankak telah dikaitkan dengan gangguan pernapasan, penurunan fungsi paru dan asma.
“Kemungkinan terjadi interaksi yang kompleks antara asap rokok dan
hilangnya fungsi paru pada anak, hal ini tergantung pada waktu paparan
dan ‘beban total’ yang diterima anak,” ujar Grace LeMasters, PhD,
profesors kesehatan lingkungan dan peneliti utama CCAAPS di UC.
Industri
rokok menganggap bahwa kaitan antara jumlah penderita kanker paru-paru
dengan tingginya konsumsi rokok hanya merupakan kebetulan. Namun dari
berbagai penelitian menunjukkan korelasi yang sangat positif dan sangat
konsisten bahwa satu-satunya penyebab kanker paru-paru secara umum adalah konsumsi rokok
Hanya
sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada
wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat
bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil
eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.
Adanya
peran polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum
diketahui pasti. Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas
radon di rumah tangga.
Kadang kanker paru-paru
(terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang
yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit
paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar