Hipertensi dan Stroke Masuk Desa-desa

Hipertensi dan Stroke ternyata bukan monopoli orang kota
dan orang berada. Masyarakat pedesaan sekarang sudah banyak yang
menderita penyakit hipertensi dan stroke. Seperti yang dirilis oleh
Kompas.com tgl 26 Agustus “Penyakit Hipertensi dan Stroke Rambah Masyarakat Pedesaan”
MAGELANG, KOMPAS.com - Penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, dan stroke,
juga banyak diderita oleh masyarakat pedesaan di Kabupaten Magelang.
Hal ini diperkirakan terjadi karena kesalahan pola makan akibat
kesulitan ekonomi dan krisis keuangan.
Kepala
Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Magelang Bambang Sugiyanto mengatakan kesalahan pola makan
akibat kesulitan ekonomi diantaranya terlihat dari perilaku masyarakat
yang sekarang kerap membeli minyak goreng bekas pakai atau jelantah.
"Mereka semata-mata memilih membeli minyak jelantah karena harganya
paling murah, dan terjangkau," ujarnya, Selasa (25/8).
Pada tahun 2008, jumlah penduduk Kabupaten Magelang terdata 1,17 juta. Pada tahun yang sama, jumlah penderita hipertensi terdata 26.908 orang, diabetes melitus, 6.602 orang, jantung koroner, 2.790 orang, dan stroke, 967 orang.
Dengan
alasan kesulitan keuangan itu pula, warga pedesaan di Kabupaten
Magelang cenderung membeli bahan pangan dengan harga termurah. Padahal,
harga makanan yang dijual dengan sangat murah biasanya memiliki kualitas
kurang bagus, banyak campuran bahan pengawet dan pewarna.
Selain
itu, menurut Bambang, kesulitan keuangan juga kerap kali menimbulkan
stres, yang pada akhirnya juga mempercepat munculnya penyakit-penyakit
tidak menular seperti hipertensi dan stroke tersebut.
Untuk
mengetahui prevalensi dan penyebab timbulnya penyakit tersebut di
kalangan masyarakat pedesaan, Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang sudah
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan
survei di dua kecamatan sebagai sampel, yaitu Kecamatan Secang, dan
Kaliangkrik. Untuk sementara ini, hasil survei belum bisa diketahui.
Namun,
sebagai langkah antisipasi, Bambang mengatakan, pihaknya sudah berupaya
mendirikan dua pos pembinaan terpadu (posbintu) di Kecamatan Mertoyudan
dan Bandongan. Ini serupa dengan posyandu, namun yang dilayani adala h
seluruh kelompok umur. Diharapkan, warga dapat mendatangi posbintu ini
untuk melakukan check up kesehatan dan sekaligus deteksi dini terhadap penyakit-penyakit tidak menular tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar