ikuti saya

">

Jumat, 31 Agustus 2012

Radang Tenggorokan --- Sakit Tenggorokan


Radang Tenggorokan
Radang tenggorokan adalah suatu peradangan pada daerah tenggorokan atau pharynx. Radang tenggorokan sesungguhnya bukanlah nama penyakit. Ia hanyalah gejala dari berbagai penyakit yang muncul. Dalam terminologi kesehatan, radang tenggorokan biasa disebut dengan sore throat atau faringitis.
Seperti pada banyak jenis radang, radang tenggorokan dapat bersifat akut - ditandai dengan cepat dan biasanya mulai yang relatif singkat saja - atau kronis.
Radang tenggorokan akut dapat mengakibatkan tonsil membengkak yang menyebabkan kesulitan bernapas dan menelan, kadang-kadang disertai oleh batuk atau demam.

Radang tenggorokan bisa disebabkan bermacam-macam penyebab, bisa karena infeksi virus, infeksi bakteri,infeksi fungal hingga alergi dan iritasi,di antaranya adalah:
  • Virus, 80 % sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat menyebabkan demam .
  • Batuk dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan teriritasi.
  • Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease).
  • Alergi. Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat kronis (menetap).
  • Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah – muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel.
  • Tidak sedikit orang tua yang khawatir ketika anaknya mengalami pembengkakan amandel (tonsillitis). Pasalnya, demam, sakit kepala, sulit menelan, atau kehilangan suara merupakan efek minimal yang dipastikan diderita sang anak.
    Yang membuat semakin situasi sulit, karena pembengkakan amandel ini dapat mudah kembali terulang. Pilihan operasi pengangkatan amandel kemudian menjadi pertimbangan. Sayangnya, mitos soal operasi amandel masih kuat diyakini masyarakat.
    Bahwa upaya itu justru akan menghilangkan imunitas tubuh. Benarkah demikian? Memang benar amandel berfungsi penghadang kuman agar tidak mudah masuk ke saluran pernapasan. Sayangnya, organ berukuran seperti kelereng yang berada di belakang kiri dan kanan tenggorokan ini mudah terluka.
    Fungsinya sebagai fi lter kuman justru tak jarang membuat kondisinya demikian. Masuknya mikro organisme (bakteri atau virus) yang menyerangnya. Apalagi bila virus mononucleosis atau bakteri Streptococcus pyogenes bersemayam di sana.
    Peradangan dapat mudah terjadi yang bukan tidak mungkin mengganggu saluran pernapasan. “Radang amandel juga sering tidak sakit, namun amandel sudah berwarna merah,” ujar dr Agus Subagio Sp, THT dari Rumah Sakit Puri Indah, Jakarta.
    Pembesaran amandel tidak selalu karena infeksi (karena kuman), namun beberapa pasien yang mengidap alergi yang mengakibatkan hidung mampet atau bernapas lewat mulut juga merupakan situasi lain yang memicu pembengkakan amandel.
    Berdasarkan waktu berlangsungnya peradangan, tonsillitis dapat dibagi dua kondisi. Pertama, tonsillitis akut, di mana radang berlangsung kurang dari tiga pekan. Umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun. Kedua, tonsillitis kronis yang mempunyai frekuensi kambuh bisa mencapai tujuh kali dalam satu tahun atau 10 kali dalam dua tahun. Atau sedikitnya dapat terjadi tiga kali dalam satu tahun selama tiga tahun berturut-turut.
    Kondisi kedua ini yang dapat mengakibatkan penyumbatan saluran pernapasan. Gejala yang dialami penderita tonsillitis cukup beragam. Selain yang telah disebutkan di atas, dapat berupa tenggorokan terasa kering, fl u, pilek, mual, sekitar leher tampak bengkak, dan bau mulut.
    Bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti infeksi telinga dan sinus atau abses (pembengkakan bernanah) pada tenggorokan.
    “Sedangkan gejala pada anak biasanya diikuti dengan obstructive sleep apnea (OSA/gangguan dan kesulitan tidur), misalnya tidurnya mendengkur, henti napas yang diikuti tersedak, ngompol, dan gang- guan tingkah laku,” tambah Agus.
    Bila hal tersebut yang terjadi maka kualitas tidur anak tidak maksimal. Meski durasi tidurnya panjang, namun anak tidak fi t atau bugar ketika bangun. Pasalnya, OSA terjadi karena aliran oksigen yang masuk ke dalam paru-paru tidak sepadan dengan kebutuhannya. Gangguan tidur ini juga, tambah Agus, dapat menghambat pertumbuhan anak.
    Pasalnya, buruknya kualitas tidur seorang anak tidak dapat mengoptimalkan pelepasan hormon pertumbuhan dan recovery sel yang seharusnya dapat terjadi sempurna ketika tidur. Bertahap Penanganan tonsillitis dapat dilakukan bertahap.
    Mulai terapi antibiotik yang berguna untuk mematikan bakteri/virus yang menyerang. Sedangkan bila tonsillitis muncul dengan frekuensi sering dan mengakibatkan peradangan yang parah dan diperkirakan dapat mengganggu saluran pernapasan atau mengganggu makan, maka perlu ditempuh dengan operasi pengangkatan.
    Menurut American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery, kriteria operasi amandel terbagi dua, yaitu kriteria mutlak operasi dan kriteria relatif (dipertimbangkan). Kriteria mutlak operasi di antaranya, telah terjadi pembesaran tonsil menyebabkan sumbatan jalan napas, sulit menelan, gangguan tidur, atau komplikasi jantung dan paru-paru akibat infeksi bakteri streptococcus.
    Lalu terdapat bisul ukuran besar di daerah sekitar tonsil yang tidak bisa diobati dengan pengobatan atau drainage (pengaliran nanah), dan telah mengakibatkan kejang demam.
    Sedangkan kriteria relatif operasi, misalnya infeksi tonsil sedikitnya 5-7 kali dalam setahun dan kerap kambuh meski diobati, mengakibatkan bau mulut, bakteri/virus yang sudah tidak mempan lagi dengan obat, pembesaran tonsil yang diduga tumor atau kanker.
    Mitos Usia Lalu, bagaimana dengan mitos seputar pasca operasi amandel? Yang pasti, kata Agus, pengangkatan amandel sama sekali tidak usia.
    “Dulu, anak dianggap harus besar dulu, usia 6-7 tahun. Tapi saya beberapa kali pernah melakukan operasi anak tiga tahun dan tidak ada masalah,” ujar dia.
    Selama ini, dalam catatan medis menyebutkan bahwa kecenderungan turunnya angka operasi amandel bukan karena ditinggalkan. Namun karena obat-obatan pereda tonsillitis, khususnya antibiotik semakin baik kualitasnya. _
  • Merokok.
Dari berbagai penyebab tersebut, penyebab tersering adalah infeksi virus. Adapun bakteri yang paling sering menyebabkan radang tenggorokan adalah bakteri streptococcus sekitar 15-30 persen kasus


Gejala

Radang tenggorokan karena infeksi bakteri streptokokus dapat dikenali gejalanya sebagai berikut:
  • tonsil dan kelenjar leher membengkak bagian belakang tenggorokan berwarana merah cerah dengan bercak-bercak putih.
  • demam seringkali lebih tinggi dari 38 derajat celsius dan sering disertai rasa menggigil,
  • sakit waktu menelan.
Radang streptokokus memerlukan bantuan dokter karena bila penyebabnya adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai maka penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga menimbulkan penyakit Demam Rhematik.
Permasalahan radang tenggorokan atau faringitis biasanya semakin parah dengan keadaan pasien yang sulit menelan, bahkan tidak bisa makan. Kondisi ini tentu saja akan mengurangi asupan makanan yang bergizi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga akan menganggu proses penyembuhan.

Pada infeksi radang tenggorokan yang disebabkan virus influenza bersifat menular dan sangat mudah tersebar. Pada kondisi ini, peradangan berlangsung sekitar tiga sampai sepuluh hari. Umumnya, peradangan terasa lebih berat pada pagi hari dan akan membaik seiring berjalannya hari. Biasanya disertai rasa lemas, menurunnya nafsu makan, demam, dan batuk. Sakit tenggorokan juga ditemukan pada infeksi virus lainnya seperti bisul dan campak. Tubuh memerlukan satu minggu untuk membangun antibodi untuk menghancurkan virus-virus tersebut.
Infeksi mononucleosis, atau yang umumnya disebut Mono disebabkan virus Epstein Barr,dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.Virus ini memengaruhi sistem limpa sehingga menyebabkan pembesaran pada amandel dan muncul bercak putih pada permukaannya. Selain itu, juga terjadi pembengkakan pada pembuluh di leher.
Pada sebagian besar kasus, keluhan ini akan mereda dengan sendirinya. Untuk membantu meringankan rasa sakit, dokter biasanya memberikan obat yang bersifat pain reliever. Misalnya asetaminofen (parasetamol) atau ibuprofen yang dapat membantu mengatasi rasa sakit dan demam. Berkumur dengan air garam hangat juga bisa membantu. Bisa juga dengan obat kumur anestetik (Anestheticthroat gargle).


Tidak ada komentar: